BAHASA PART 2
Bahasa Part 2
Baca Juga: Bahasa Part 1
Baihaqi (2016:153) mengemukakan bahwa proses pemerolehan bahasa terdiri dari tiga, yaitu pengondisian, imitasi, dan kognisi sosial. Pengondisian merupakan pembiasaan yang diberikan individu kepada orangtua sehingga mampu mengucapkan kata. Imitasi merupakan proses meniru cara berbahasa orangtua dan pengasuh yang menarik. Kognisi sosial merupakan proses individu memahami kata yang diucapkan.
Baca Juga: Manfaat Pengungkapan Diri
Durkin dan Ramsden (2012:384) mengemukakan bahwa penggunaan bahasa pertama pada anak dimulai usia dua tahun. Kemampuan anak berbahasa dipengaruhi oleh komunikasi sosial. Orangtua berperan penting dalam mengajarkan anak mengucapkan kata, karena orangtua merupakan tempat pertama individu menerima respon. Ratner, Rowe, dan Newman (2016:1169) mengemukakan bahwa perkembangan bahasa pada usia dua tahun dipengaruhi oleh pengulangan kata.
Durkin dan Ramsden (2012:384) mengemukakan bahwa ketidakmampuan individu berbahasa karena permasalahan pada perkembangan individu. Ketidakmampuan berbahasa disebabkan oleh gangguan pendengaran dan spektrum autisme. Individu yang mengalami gangguan berbahasa sulit memproduksi dan memahami kata yang diucapkan. Individu yang mengalami gangguan berbahasa mengalami kesulitan dalam berinteraksi sosial.
Baca Juga: Artikel Penelitian Psikologi
Durkin
dan Ramsden (2012:385) mengemukakan bahwa kemampuan berbahasa dimulai pada
tahun pertama yakni pengenalan bahasa dari ibu.
Individu mengembangkan kepekaan terhadap bunyi yang didengarkan.
Kemampuan berbahasa individu meningkat mulai mengoceh, menunjuk, dan menawarkan objek yang menarik. Pada usia
dua tahun bayi mulai memahami bahasa yang didengar. Individu merespon nama
ketika dipanggil dan mengasosiasikan objek dengan kata.
Flusber
dan Talbott (2015:5) mengemukakan bahwa penggunaan gestur pada orangtua
memengaruhi perkembangan bahasa pada anak. Durkin dan Ramsden (2012:386)
mengemukakan bahwa gangguan bahasa pada individu disebabkan oleh keterlambatan
berbahasa. Individu mengalami kesulitan dalam menyusun kata ketika berbicara.
Individu mengalami perkembangan bahasa yang tertunda dan kehilangan kata yang
diperoleh. Kehilangan bahasa pada individu terjadi karena gangguan spektrum
autisme.
Baca Juga: Teori Perhatian Part 1
Soetjiningsih (2012:210) mengemukakan bahwa bahasa terdiri dari tujuh
fungsi, yaitu instrumental, heuristik, interpersonal, pengatur, pribadi,
informatif dan imajinasi. Fungsi instrumental merupakan pengekspresian kepuasan
individu. Soetjiningsih (2012:211) mengemukakan bahwa fungsi heuristik
merupakan proses penggunaan bahasa untuk memahami lingkungan sosial. Fungsi
interpersonal merupakan penggunaan bahasa dalam berintekasi dengan lingkungan
sosial.
Baca Juga: Teori Perhatian Part 2
Soetjiningsih (2012:211) mengemukakan bahwa fungsi pengatur merupakan
pengoreksian sikap dan tingkah laku individu. Fungsi pribadi merupakan proses
pengembangan jati diri terhadap individu. Fungsi informatif merupakan
peningkatan kemampuan melalui gabungan informasi baru. Fungsi imaginasi
merupakan proses masuk dalam dunia baru.
Durkin
dan Ramsden (2012:389) mengemukakan bahwa individu yang mengalami kesulitan
berbahasa dapat diberikan intervensi. Individu yang mengalami gangguan
berbahasa diberikan intervensi terapi bahasa. Pemberian intervensi dan terapi
bahasa dapat meningkatkan kemampuan berbahasa pada individu.
Baca Juga: Teori Persepsi
Soetjiningsih (2012:203) mengemukakan bahwa perkembangan terdiri dari
penguasaan suara, pembentukan kata, pemahaman tata bahasa, pemaknaan kata dan
bahasa, serta pengetahuan tentang aturan bahasa. Soetjiningsih (2012:204)
mengemukakan bahwa kemampuan individu berbahasa dipengaruhi oleh lingkungan.
Individu belajar berbahasa dengan meniru perilaku antar individu. Respon positif
yang diberikan memberikan penguat kepada individu mengulang kata dan mencoba
kata lain.
Baca Juga: Teori Belajar Part 1 dan Baca Juga: Teori Belajar Part 2
Soetjiningsih (2012:211) mengemukakan bahwa keterlambatan penguasaan
bahasa memengaruhi perkembangan kognitif dan sosioemosional pada individu.
Peningkatan kemampuan berbahasa individu dilakukan dengan cara dialogic reading untuk menambah
perbendaharaan kosa kata individu. Dialogic
reading meningkatkan ikatan emosional
antar individu sehingga memengaruhi fungsi kognitif. Soetjiningsih (2012:212) mengemukakan bahwa
penghambat perkembangan bahasa pada individu dipengaruhi oleh kecemasan dalam
berinteraksi. Levelt (2000:152) mengemukakan bahwa bahasa digunakan sebagai
alat komunikasi.
Referensi:
Baihaqi,
M. (2016). Pengantar psikologi kognitif. Bandung:
PT. Refika Aditama.
Durkin,
K & Ramsden. G. C. (2012). Language development and assessment in the
preschool period. Journal of
Neuropsychol, 22(4). 384-401. doi: 10.1007/s11065-012-9208-z.
Ratner,
N. B., Rowe, M. L., & Newman, R. S. (2016). Input and uptake at 7 months
predicts toddler vocabulary: the role of child-directed speech and infant
processing skills in language development. Journal
of Child Lang, 43(5). 1158-1173. doi: 10.1017/S0305000915000446.
Soetjiningsih,
C.H. (2012). Perkembangan anak: Sejak
pembuahan sampai dengan kanak-kanak akhir. Jakarta: Prenada.
0 Response to "BAHASA PART 2"
Posting Komentar