Disasters, Toxic Hards, and Pollution
Disasters, Toxic Hards, and Pollution
Lazarus
dan Cohen (1977 dalam Bell, 2001) mengemukakan bahwa terdapat tiga tipologi
stressor lingkungan, yaitu daily hassles
merupakan kejadian yang memiliki magnitudo yang relatif kecil dan selalu
berulang, misalnya berangkat bekerja, pergi ke sekolah. Personal stressor merupakan kejadian yang memberi dampak pada
individu berupa perasaan terancam atau kehilangan sesuatu, misalnya kehilangan
pekerjaan atau kehilangan seseorang yang dicintai. Cataclysmic events merupakan kejadian yang memiliki potensi merusak
lingkungan secara lebih luas.
Baca Juga: Contoh Laporan Mini Riset
A. Natural Disasters
Bell (2001)
mendefinisikan bencana alam sebagai bentuk kekuatan alam yang berada diluar
kendali manusia dan dapat menimbulkan kerusakan dan kematian. Peristiwa yang
berhubungan dengan bencaan alam antara lain, angin topan, tornado, gempa bumi
dan tsunami. Terdapat dua hal yang menjadi penyebab terjadinya bencana alam,
yaitu terjadinya bencana tidak mampu dikendalikan oleh manusia (act of God) dan karena perbuatan manusia
(human made). Gempa bumi dan gunung
meletus adalah contoh bencana alam yang kejadiannya diluar kendali manusia.
Namun, banjir dan kekeringan adalah bencana yang ditimbulkan oleh perbuatan
manusia.
B. Technological Disasters
Kehidupan manusia tidak
bisa dilepaskan dari lingkungan dan alam.
Manusia kini mengendalikan lingkungan dengan mengembangkan berbagai
temuan teknologi yang terdapat beberapa justru mengakibatkan kerusakan
lingkungan. Berbagai bencana teknologi disebabkan oleh perilaku manusia baik
disengaja maupun tidak disengaja. Bell (2001) mengemukakan karakteristik
bencana teknologi yaitu, perbuatan manusia, durasi bencana sangat variatif,
bersifat kronik, lebih mudah dikendalikan dan bisa dipredksi, serta efek yang
ditimbulkan tidak seberat akibat yang ditimbulkan dari bencana alam.
Baca Juga: Psikologi Positif
C. Effects of Toxic Exposure
Kecelakaan pada Reaktor
Nuklir Three Mile Island (TMI) maret 1979 menyebabkan tersebarnya radioaktif di
sekitar reaktor. Bencana TMI terjadi karena human error yakni kurangnya kontrol
terhadap temperatur pembangkit listrik sehingga terjadi ledakan. Bencana ini
menyebabkan stress korban yang tinggal disekitar reaktor, bahkan lebih dari
satu tahun, gas radioaktif terperangkap dalam bangunan di reaktor dan memiliki
potensi meluas ke area pemukiman. Penelitian mengindikasikan korban TMI
mengalami stress hingga 6 tahun setelah kejadian kecelakaan. Baum (2001)
menyatakan bahwa gangguan racun mengakibatkan ketidakpastian dan stres jangka
panjang yang sulit ditreatment.
D. Air Pollution
Polusi udara menyebabkan atau
memperburuk berbagai penyakit, terutama masalah pernapasan dan kardiovaskular.
Karbon monoksida dalam jumlah yang banyak dapat mengganggu kinerja. Pencemaran
dengan bau yang menyengat dapat mempengaruhi agresi dan ketertarikan,
tergantung pada faktor-faktor lain. Dilansir dari United States pada awal tahun
1970 yang menyatakan bahwa 140.000 kematian
disebabkan oleh polusi karbon monoksida yang menghalangi masuknya
oksigen ke dalam tubuh sehingga terjadilah hypoxia. Hypoxia adalah kondisi
berkurangnya oksigen yang diterima individu akibat tekanan udara yang rendah,
seperti saat berada di ketinggian atau keracunan karbon monoksida.
Baca Juga: Flow dan Prestasi Akademik
Referensi:
Bell, P.A., Greene, T.C., Fisher, J.D.,
& Baum, A., (2001). Enviromental
Psychology (5th ed). Harcourt Brace College Publisher: Orlando.
0 Response to " Disasters, Toxic Hards, and Pollution"
Posting Komentar