TEORI LOCKE DAN ROUSSEAU

 TEORI LOCKE DAN ROUSSEAU

A.    Locke

       Crain (2007) mengemukakan bahwa titik awal teori Locke adalah penolakan terhadap doktrin gagasan bawaan. Banyak filsuf berpendapat bahwa ide, kebenaran, dan kepercayaan tuhan merupan bawaan. Locke berpendapat bahwa ide-ide tidak ada sejak awal, melainkan dipelajari. Locke berpendapat bahwa pikiran anak layaknya seperti kertas kosong dan apapun yang masuk ke dalam pikiran berasal dari lingkungan. Meskipun sebagian besar pengetahuan individu berasal dari lingkungan, tapi juga dapat belajar dengan merefleksikan pemikiran dan keyakinan sendiri. Setiap individu memiliki bawaan yang berbeda. Pengaruh lingkungan sangat berpengaruh di tahun-tahun awal anak. Banyak pikiran dan perasaan berkembang melalui asosiasi, perilaku berkembang melalui pengulangan atau imitasi, dan belajar melalui punishment dan reward. Contohnya, seorang anak mungkin membersihkan tempat tidurnya ketika melihat orangtuanya membersihkan tempat tidur (melalui peniruan). Setelah membersihkan tempat tidur secara berulang kali, hal ini menjadi kebiasaan dan kebiasaan ini menjadi semakin kuat ketika mendapat pujian.

Baca Juga: Isu-isu Permasalahan Sosial pada Remaja

       Crain (2007) mengemukakan bahwa filsasat pendidikan yaitu kontror diri, reward dan punishment, small steps, aturan, instruksi akademik. Kontrol diri, tujuan utama pendidikan adalah kontrol diri. Pemberian reward dan punishment, Locke menentang pemberian punishment dengan hukuman fisik dan penghargaan terbaik yaitu dengan pujian atau sanjungan. Contohnya, ketika anak meminta sepotong kue dengan sopan, makan orangtua akan memberikan kepadanya dan akan memuji kesopanannya, sehingga dia belajar mengasosiasikan dengan persetujuan. Ketika dia merusak sesuatu, orangtua akan memperlihatkan eskpresi kecewa, maka dia akan mengasosiasinya dengan ketidaksetujuan. Aturan, pemberian berbagai macam aturan dan kemudian menghukum ketika tidak mematuhinya dianggap kurang efektif. Menurut Locke cara yang dapat dilakukan yaitu memberikan contoh yang baik dan memberikan latihan. Instruksi akademik diberikan secara bertahap, agar anak dapat menguasai secara menyeluruh sebelum melanjutkan ke topik berikutnya.

Baca Juga: Disasters, Toxic Hards, and Pollution

B.     Rousseau

     Crain (2007) mengemukakan bahwa anak bukan wadah kosong atau papan tulis kosong, tetapi memiliki perasaan dan berpikir sendiri. individu tumbuh dengan dorongan alam untuk mengembangkan kemampuan yang berbeda pada berbagai tahap pertumbuhan. Rousseau (Crain, 2007) mengemukakan bahwa ada empat tahapan perkembangan manusia, yaitu:

1.  Masa bayi (lahir – 2 tahun), mengalami dunia secara langsung melalui indra, bayi  tidak mengetahu ide, tetapi hanya mengalami kesenangan dan kesakitan. Bayi juga memperoleh Bahasa yang hampir seluruhnya dilakukan sendiri.

2.  Masa kanak-kanak (2 – 12 tahun), anak-anak mempoleh kemandirian baru, yakni berjalan, berbicara, makan sendiri, dan berlari.

3.   Masa kanak-kanak akhir (12 – 15 tahun), tahap transisi antara masa kanak-kanak dan remaja. Anak memperoleh kekuatan fisik yang sangat besar, mengerjakan pekerjaan dewasa, dan peningkatan kemampuan kognitif.

4.  Masa remaja, pubertas dimulai pada usia 15 tahun. Anak-anak menjadi makhluk sosial, perubahan tubuh, perubahan emosi, berkembang secara kognitif dengan konsep abstrak, dan tertarik pada masalah teoritis sains dan moral.


 
Daftar Pustaka

Crain, W. (2007). Theories of Development: Concepts and Applications, sixth edition. Harlow: Pearson Education Limited.

 

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to " TEORI LOCKE DAN ROUSSEAU"

Posting Komentar